Dari awal: Grey Couch 1
Sebelumnya: Grey Couch 3
Srek. Brak. Srek. Bug. Brak. Cklak.
"Din, kamu ngapain sih?" Cindy keheranan melihat teman sebangkunya tiba-tiba membongkar tas dengan brutal. Padahal belum ada tiga detik dia duduk.
"Periksa tas," jawab Idina asal. Dia mengeluarkan semua buku, membiarkan pulpen dan pensilnya berjatuhan.
Cindy tertawa kecil. "Kenapa? Kayak badar narkoba aja."
"Bisa jadi," Idina mengeluarkan semua barang dari tas. Dia membalik ranselnya, menggoyang-goyangkan beberapa kali, tapi tidak akan benda mencurigakan yang jatuh.
"Aneh," Cindy geleng-geleng kepala.
Idina memeriksa setiap jahitan dan lipatan di tasnya, kalau-kalau Ayah menyembunyikan sesuatu di baliknya. Tidak ada. Dia mengaduk-aduk kotak pensilnya, juga tidak menemukan apa-apa. Terakhir, Idina memeriksa setiap lembar buku yang dia bawa. Semua hasilnya negatif.
Idina mengembuskan napas lega. Saat dia melihat sekeliling, anak satu kelas mengarahkan mata mereka kepadanya. Idina buru-buru memasukkan semua barang yang dia keluarkan, kembali ke dalam tas. Ketika Ms. Juli masuk kelas dan pelajaran dimulai, Idina merasakan perasaan paling lega semenjak tujuh hari terakhir.
Ayah percaya kepadanya, setidaknya itu yang terpenting saat ini.
***
0 comments:
Post a Comment