Slider

Tuesday, February 10, 2015

An Experience With Sodium Hydroxide (NaOH)

Once upon a time, guru Biologi mengajak kami praktikum di labolatorium Biologi (ya iyalah).
Kurang lebih tiga minggu yang lalu (mau posting lupa terus, hehe :D) kami praktikum tentang kandungan makanan. Sebenarnya waktu kelas sepuluh aku pernah melakukan praktikum yang sama, karena waktu itu mau ikut lomba karya tulis ilmiah yang membutuhkan tes lab, jadi agaknya aku sedikit lebih tahu dari teman-teman lainnya yang belum pernah melakukan praktikum tersebut.

Dari semua praktikum yang pernah kami lakukan, praktikum uji kandungan makanan adalah yang paling bikin frustasi. Kenapa? Karena praktikum ini harus rapi dan butuh ketelatenan. Kami mengetes enam bahan makanan dengan empat uji hanya dalam waktu satu jam pelajaran. Semua label dan catatan harus jelas. Padahal biasanya praktikum Biologi paling cuma butuh mikroskop, kamera, sama buku laporan praktikum ._. Simpel, kan? 

Entah karena nasib baik atau apa, kebetulan kelompokku anggotanya rajin-rajin semua, jadi kerja kelompok kami sedikit lebih terstruktur. Bella yang menghancurkan bahan makanan, Ajeng bikin label, Amalia menyiapkan alat-alat (terutama untuk uji glukosa), dan aku yang nyuruh-nyuruh :v Haha, bercanda. Nggak lah, aku juga kerja. Aku yang menata sampel makanan. 

Selain sedikit kebingungan antara Fehling A & Fehling B yang terjadi pada saat uji glukosa, semuanya cukup lancar. Karena aku nggak ikutan meng-handle uji glukosa, jadi aku nggak perlu pusing dengan urusan itu :v. Aku meng-handle tiga uji sisanya dengan Bella dan Ajeng, terutama untuk uji amilum dan protein. Uji amilumnya berhasil. Tinggal tetes Iodine, lihat, catat, beres. Persis seperti praktikum waktu kelas 5 SD :D. Petunjuk uji protein juga sama, cuma larutannya bukan Iodine, tapi Biuret. Nah, masalahnya di Biuret itu. Entah kenapa, Biuret nggak bereaksi sama sekali. Tempe dan tahu yang harusnya berubah warna nggak berubah sama sekali. Dan ternyata, fenomena itu tidak hanya terjadi di kelompokku, tapi juga terjadi di semua kelompok lain. 

Jadi aku lapor ke guru Biologi. Beliau bilang, "Oh, ya udah, coba pake CuSO4." Kemudian beliau pergi ke almari penyimpanan, dan kembali dengan dua toples chemical substance: CuSO4 dan NaOH. Karena guru Biologi itu yang membantu tim LKTI-ku waktu tes kandungan bahan makanan dulu, jadi dia minta aku membantu. Pas buka toples CuSO4, nggak ada masalah. Tinggal tuang, campur akuades, aduk, larutannya jadi. Tapi waktu buka toples NaOH....

Mereka nempel satu sama lain, sampai harus dikerok-kerok biar bisa keluar. Sebenarnya sodium hydroxide/NaOH itu tergolong chemical substance yang tidak berbau dan tidak berwarna jika dibanding chemical substance lainnya, tapi aku merasa mencium bau waktu membukanya. Bau acid, tentu saja. Baunya tidak menyengat, tapi sudah cukup untuk memberitahuku "Oh, ini acid. Jangan sampai kena kulit." 

Kenyataannya, mengeruk sodium hydroxide solid berbentuk flakes yang menempel satu sama lain di dalam toples tanpa melakukan skin direct contact sama sekali agaknya mustahil. Aku sudah pakai sendok, tapi tetap saja ada beberapa flake NaOH yang kena kulit. Tapi dalam dosis sekecil itu, NaOH tidak membahayakan kulit. 

Habis ngeruk-ngeruk si NaOH, aku langsung cuci tangan. Rasanya kena <b>sedikit</b> NaOH solid di kulit itu seperti mencelupkan tangan ke cairan pemutih pakaian Baiclin (atau Byclean? atau Byclin? Ah, pokoknya itulah). Memang NaOH digunakan dalam produk pembersih semacam itu. Tapi, waktu aku SMP, aku pernah iseng mencampur cuka (cuka juga acid) dengan soda kue, habis gitu aku celupkan jari telunjukku ke dalam larutan yang berbusa-busa itu. Rasanya dingin-dingin aneh, nggak kayak dingin es batu. Waktu kuangkat jariku, aku bisa merasakan kulit di jari telunjukku dingin, kering, sedikit perih-aneh(karena nggak ada lukanya), sedikit mengeriput, dan sedikit kaku di beberapa bagian. 

Nah, kurang lebih kena <b>sedikit</b> NaOH itu rasanya kayak nyelupin jari ke larutan cuka+soda kue selama beberapa menit. 

Kalian boleh penasaran, tapi jangan dicoba, karena pada dasarnya chemical substance yang ber-acid itu bahaya untuk kulit (ya iyalah). Because you are either following lab safety instruction or being a moron--like me. Because my curiousity sometimes are just too weird to explain :D


That's not my hand, by the way. That's somebody's hand, I don't know, cause I found it on Google.




0 comments:

Post a Comment