Slider

Tuesday, September 21, 2021

Separuh Dua Paruh (1)

Di pameran '10 Penemuan Terbaik Tahun Ini', Dr. Haris kembali mempesona publik dengan keberhasilannya mengembalikan bunga sakura. Konon, dulu bunga sakura sering muncul di film-film sebagai simbol romansa dan kedamaian musim semi. Namun akibat bencana iklim pada tahun 2076, bunga sakura terakhir di muka bumi pun akhirnya mati. 

Bunga sakura adalah satu tumbuhan yang paling dirindukan. Selama tiga dekade, umat manusia hidup tanpa bunga sakura. Namun kini, Dr. Haris berhasil mengembangbiakkan bunga sakura dari sampel sepucuk ranting sakura yang diambilnya dari sakura terakhir yang mati pada tahun 2076. 

Dengan wajah berseri-seri, Dr. Haris mempresentasikan temuannya pada publik. "Pohon sakura yang ada di sebelah kiri saya ini adalah prototipe. Saat ini, kami sedang menanti izin dari pemerintah untuk menanam kloning-kloning bunga sakura di ruang publik, supaya orang-orang dapat menikmati keindahannya dan berciuman lagi di bawah bunga sakura saat Hari Kasih Sayang, sama seperti dulu saat saya masih muda." 

Tak lama setelah presentasi itu, pemerintah mengabulkan izin penanaman 1.000 kloning bunga sakura di ruang publik. Dr. Haris dan timnya di GreenTech menanam pohon bunga sakura di ruas-ruas trotoar kota, di taman kota, di dekat museum, perpustakaan, dan gedung-gedung pemerintahan. Penanaman itu dilakukan pada tanggal 10 Februari, tepat 4 hari sebelum Hari Kasih Sayang. 

Pada hari pertama, kedua, dan ketiga, orang-orang sangat antusias menyaksikan pohon-pohon bunga sakura. Mereka mengambil foto dan mengunggahnya di jejaring sosial. Di hari keempat setelah penanaman, Dr. Haris bangun dari tidurnya dengan antusiasme tinggi untuk menyaksikan pasangan-pasangan berciuman di bawah bunga sakura, sebuah selebrasi yang umum 60 tahun lalu. Saat ia masih remaja, umur 12 atau 13, Dr. Haris mengajak kekasihnya, Zara, pergi ke taman kota jam 4 sore, mengantri berciuman di bawah bunga sakura bersama dengan pasangan-pasangan lainnya dari berbagai spektrum usia (satu-satunya bunga sakura yang tersisa di kota mereka saat itu, jadi mereka harus mengantri). Ia sudah menginstruksikan PR GreenTech untuk menghubungi stasiun berita dan surat kabar agar meliput euforia perayaan Hari Kasih Sayang di bawah kloning bunga-bunga sakura hasil jerih payahnya. 

Jam berlalu, pagi kini menjadi sore. Dr. Haris menyelesaikan sedikit pekerjaannya di siang hari, sehingga ia bisa pulang awal. Ia berencana membawa abu Zara berjalan-jalan ke taman kota, bernostalgia akan romansa Hari Kasih Sayang yang mereka miliki dulu. Meski istrinya itu kini tinggal butiran abu dalam guci bergambar ikan koi, cinta Dr. Haris kepadanya belum memudar sedikit pun. 

Jam empat sore, Dr. Haris duduk di salah satu kursi taman, menikmati senja sembari menanti pasangan-pasangan berdatangan dan mulai berciuman di bawah bunga sakura. Namun, satu jam duduk di sana, Dr. Haris mulai kecewa karena jumlah orang yang datang justru lebih sedikit dari hari pertama dan kedua. Ia mencoba menghitung berapa pasangan yang ada di taman kota, satu.. dua... Dr. Haris akhirnya sadar bahwa mayoritas orang-orang di situ berjalan sendirian, dengan earpiece terpasang di telinga mereka, barangkali bicara dengan AI atau pacar virtual mereka. 

Sekitar jam setengah tujuh malam, sepasang pria dan wanita renta mengendarai skuter otomatis bergandengan tangan menuju salah satu bunga sakura. Kemudian, dengan tubuh renta yang sudah berkeriput, mereka mulai berciuman. Dr. Haris menyaksikan pemandangan itu dalam sunyi dan kesepian. Hanya itu satu-satunya pasangan yang melanjutkan tradisi berciuman di bawah bunga sakura. 

Dr. Haris mengusap guci abu istrinya dan berbisik sendu, "Oh Zara, apa yang terjadi pada dunia?" 

---------bersambung-----------


0 comments:

Post a Comment