Yah, kalian perlu tahu, atas dasar itu juga saya membuat blog ini. Untuk mengisi waktu saya sebagai pengangguran, kalau saya tidak sedang sekolah.
Nah, ceritanya hari ini ibu saya pergi ke rumah kerabat di luar kota. Seperti biasa juga, saya ditinggalkan di rumah bersama kedua saudari saya yang juga sama-sama tidak berguna di dapur. Ibu meninggalkan uang untuk kami bertiga untuk membeli makan.
Kami kelaparan. Waktu hujan deras. Jadi saya naik motor pakai mantel dan beli mi instan. Itu adalah cara terbaik untuk menghemat uang dan tenaga (tanpa menghiraukan fakta bahwa mi instan mungkin memangkas umur manusia secara diam-diam).
Habis gimana lagi? Sudah saya bilang kami bertiga sama-sama tidak berguna di dapur.
Tapi itu bukan berarti keluarga kami semuanya benar-benar tidak berguna seperti saya. Untuk membuktikannya, berikut saya berikan fakta-fakta tentang betapa hebatnya keluarga saya, dari keluarga kecil sampai keluarga besar:
1. Ibu saya bisa memasak dengan magic com
Ya, benar sekali. Siapa bilang memasang sup, menggoreng tempe, bahkan menggoreng kerupuk harus pakai kompor? Ibu saya bisa melakukan itu semua dengan sebuah magic com. Skill ini sangat berguna ketika kami kelaparan sementara gas sudah habis. Meski begitu, Ibu saya punya dua kekurangan mengenai topik terkait (urusan dapur): 1. Beliau nyaris tidak pernah memasak, karena itulah kami (saya dan kedua saudari saya) mendapat nutrisi dari warung sebelah, dan 2. Beliau tidak bisa memasang regulator ke gas elpiji, karena itulah selalu saya yang memasang.
2. Adik saya (Zahrin) selalu ranking 1 paralel meskipun jarang belajar
Sepanjang sejarahnya menjadi siswa, Zahrin selalu ranking satu paralel, padahal dia jarang sekali belajar. Dia hanya belajar kalau ada PR, itupun kalau didesak untuk mengerjakan PR. Seingat saya, hanya sekali rankingnya terkalahkan, waktu kelas 1 atau 2 SD (sekarang dia kelas 2 SMP), itupun masih lima besar. Akhir-akhir ini, dia kecanduan anime. Dia nonton anime dari pulang sekolah sampai larut malam, di sekolah dia jadi sering tidur dan menggambar, tapi anehnya dia tetap ranking 1 (enak banget hidupnya).
3. Kasus serupa pada sepupu saya (Mas Dhiya')
Ibu saya pernah bilang Zahrin pantas jadi adik kandungnya Mas Dhiya' karena mereka mirip dalam banyak hal. Sejak saat itu, saya mulai menyadari kemiripan-kemiripan, diantaranya: 1. mereka sama-sama jarang belajar tapi pintar (Mas Dhiya' bilang waktu SD dia cuma belajar 3x dalam setahun, tapi dia selalu ranking 1), 2. mereka sama-sama predator susu (true story), 3. mereka sama-sama bagus hafalannya (meskipun Zahrin tidak seambisius Mas Dhiya' tentang hafalan Al-Qur'an, tapi mereka sama-sama juara 1 tahfidz di sekolah), 4. mereka sama-sama suka hewan berbulu, terutama kelinci (tak seorang pun di keluarga kecil saya suka kelinci) 5. mereka sama-sama mathematical-scientific dan tidak tertarik pelajaran sosial, dan 6. mereka sama-sama putih (yang ini rada offensive buat saya ._. ), 7. kemiripan-kemiripan lain yang tidak saya ingat--dan malas saya tulis karena bagian ini sudah cukup panjang :D
4. Om (Om Rofik) dan bulik saya (Mbak Ulva) adalah langit dan bumi
Saya pertama mendengar cerita tentang mereka dari adik sepupu saya, Zahida. Dulu, mereka satu SMA (SMA yang sekarang jadi tempat saya sekolah). Om Rofik adalah siswa teladan yang tidak menyontek waktu ulangan, tapi justru memberi contekan saking pintarnya. Di sisi lain, Mbak Ulva adalah siswa yang sering terlambat dan selalu berlari tergesa-gesa ke kelas supaya tidak ketahuan kalau terlambat. Mbak Ulva benar-benar berantakan, berbeda dengan Om Rofik (semoga dia tidak tersinggung waktu baca ini ._.). Kata nenek saya, sebelum mereka menikah dulu waktu Om Rofik datang ke rumah, Mbak Ulva lari ke kamar mandi karena dia mengompol (literally mengompol, dalam keadaan sadar), lalu nenek saya tanya ke Om Rofik, "Apa tho yang kamu suka dari Ulva?", dan Om Rofik menjawab, "Ya yang kayak begitu." Heheheh... what a love <3
5. Sepupu saya yang lain (Farhan) sangat populer
*Siul siul* hahaha... cerita ini saya dengar dari bulik saya--ibunya Farhan--waktu acara doa bersama keluarga. Farhan mematahkan asumsi saya kalau sepupu-sepupu saya tidak punya bakat populer (kecuali Mas Dhiya', karena saya tahu dia populer waktu SMP, terutama di kalangan adik kelas cewek). Kenyataanya, Farhan yang extovert lebih populer daripada Mas Dhiya'. Farhan punya band. Dia juga eksis di OSIS. Dia juga paskibra kabupaten *tepuk tangan*. Bahkan, dia pernah dia pernah dimintai tanda tangan dan diberi hadiah oleh fans-nya.
My big family is super awesome.... B)
Kami semua punya trait istimewa yang bisa dibanggakan. Tapi lebih dari itu, kami senang jadi satu keluarga.
0 comments:
Post a Comment